Sabtu, 20 Februari 2016

Contoh Laporan Karya Ilmiah Ilmu Perpustakaan

PERAN PERPUSTAKAAN SDN XXX KABUPATEN XXX
DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

KAKANDA
000XXX000
S1 ILMU PERPUSTAKAAN

ABSTRAK

Penelitian ini fokus pada proses perencanaan pengelolaan, pengembangan sumber daya manusia, dan pemanfaatan menggunakan pendekatan penelitian deskriptif-kualitatif. Hasilnya adalah : (1) sekolah relatif sudah memiliki perencanaan pengelolaan yang baik dan standar sebagaimana perpustakaan sekolah pada umumnya dikelola, yaitu mengambil  dana pengelolaan dari BOS, melengkapi koleksi perpuatakaan yang dibutuhkan siswa-siswi dan para guru; (2) mengirimkan pustakawan untuk mengikuti pelatihan perpustakaan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan setempat serta memotivasi pelatihan perpustakaan untuk meningkatkan kinerja layanan selalu; (3) menggagas metode yang tepat agar siswa-siswi terdorong untuk pergi ke perpustakaan dan memanfaatkan koleksinya dalam memfasilitasi praktik pembelajaran mereka. Walaupun begitu, disisi lain sebenarnya guru ternyata belum memanfaatkan keberadaan koleksi perpustakaan sekolah tersebut secara penuh karena beberapa alasan. Hal itulah yang menjadi dasar bagi perlunya pihak kepala sekolah, para guru, staf/karyawan dan komite sekolah untuk selalu mencari strategi yang baik dan tepat dalam meningkatkan layanan dan mengembangkan perpustakaan sekolah tersebut.

Kata kunci : Perpustakaan, SDN XXX, KBM


PENDAHULUAN
Pustakawan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan layanan perpustakaan, oleh karena itu staf perpustakaan (pustakawan) harus memadai dari segi jumlah dan mutu untuk memenuhi kebutuhan pelayanan dan program yang dikembangkan di perpustakaan sekolah. Pustakawan perpustakaan sekolah idealnya lulusan perguruan tinggi (D2) Ilmu Perpustakaan. Disamping itu, ada kalanya perpustakaan sekolah merekrut  Diploma dua berbagai bidang ilmu sebagai pakar subjek untuk ditempatkan pada bidang layanan rujukan, pengolahan, teknologi informasi, atau bidang lain.
Ada berbagai pengertian perpustakaan yang telah dibicarakan dalam berbagai sumber, namun secara umum perpustakaan dapat didefinisikan sebagai suatu institusi yang didalamnya tercakup unsur koleksi (informasi), bukan lagi sebuah gedung melainkan sebuah sumber pengetahuan (Mallinger, 2003). Untuk memahami perpustakaan secara menyeluruh bukan saja hanya dilihat dari gedung atau fisik tempat menyimpan buku semata, tetapi harus dipahami sebagai sebuah sistem secara utuh yang di dalamnya terdapat unsur tempat (institusi), koleksi yang disusun berdasarkan sistem tertentu pengelola dan pemakai (Purwono, 2014).
Salah satu elemen penting dalam strategi pendidikan dan pembelajaran disekolah yang sering dilupakan oleh para pemangku dan pengelola sekolah adalah perpustakaan. Sudah menjadi rahasia umum bahwa masih banyak sekolah yang menganggap perpustakaan bukan elemen prioritas bagi proses pembelajaran dan pendidikan di sekolah. Individu dan institusi didalamnya harus mampu membuat strategi jitu guna menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi dalam rangka pembentukan karakter dan keberhasilan dalam pencerdasan kehidupan bangsa.
Pendidikan Dasar dan Menengah adalah merupakan elemen penting bagi pembentukan karakter dan keberhasilan generasi muda pembangunan bangsa dimasa yang akan datang. Pendidikan dan pembelajaran di level ini akan sangat menentukan bagaimana kedepan seseorang mampu berperan dan mempunyai daya saing dalam pembangunan bangsa dan negara. Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah adalah tempat dimana tanggungjawab penting ini disandarkan.
Perpustakaan didirikan dengan berbagai tujuan. Diantara tujuan tersebut adalah agar perpustakaan mampu menjelma sebagai lembaga yang mampu membina minat baca masyarakat serta memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Untuk dapat melakukan pembinaan minat baca masyarakat dan mampu memenuhi kebutuhan informasi pengguna sangat tergantung dari eksistensi koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan. Hal ini juga menunjukkan bagaimana perpustakaan seharusnya berperan sebagai elemen penting dalam keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
Tujuan dan fungsi perpustakaan sekolah harus dapat menjadi bagian integral dalam proses pengembangan pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan disekolah.
Adapun tujuan dan fungsi perpustakaan sekolah tersebut antara lain :
1. Pusat kegiatan belajar mengajar yang terintegrasi dengan kurikulum disekolah.
2. Pusat penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa membangun kreatifitas, bakat dan imajinasinya.
3. Pusat kegiatan rekreatif (hiburan) dan pusat peningkatan minat baca.
4. Pusat belajar mandiri dan meningkatkan kemampuan literasi informasi bagi siswa (Martoatmojo, Karmidi. 2009).

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Beberapa asumsi paradigmatik yang mendasari penelitian ini antara lain :
1.       Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji suatu atau konsep, tetapi lebih bersifat memaparkan kondisi nyata yang terjadi berkaitan dengan pengelolaan Perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX, sehingga pola pikir yang digunakan adalah bersifat induktif, yaitu pencarian data bukan dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan sebelum penelitian dilaksanakan.
2.   Sesuai dengan karakteristik perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka cara memperoleh data untuk kepentingan tersebut, peneliti sebagai instrumen dan sebagai pengumpul data turun ke objek penelitian dan peneliti melakukan aktivitasnya. Hal tersebut merupakan salah satu ciri atau karakteristik penelitian kualitatif (Nazir, 2005; Sarwono, 2006). Pendekatan ini dipilih karena peneliti ingin menggambarkan atau mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat secara mendetail dan intensif mengenai pengelolaan perpustakaan sekolah yang meliputi aspek pengadaan bahan pustaka sampai dengan struktur organisasi di SDN XXX Kabupaten XXX. Disisi lain, dilihat dari segi masalah yang diteliti, penelitian ini menggunakan metode studi kasus.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama (Moleong, 2006 : 9). Hal itu karena jika memanfaatkan alat yang bukan manusia atau mempersiapkannya terlebih dahulu sebagai yang lazim digunakan dalam penelitian kuantitatif-positivistik, maka sangat tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada dilapangan. Dalam upaya membantu peneliti dalam mengumpulkan data-data di lapangan, dalam penelitian ini disusun kisi-kisi penelitian dengan tiga alat bantu yaitu :
1. Wawancara
2. Observasi
3. Catatan lapangan
Lebih lanjut, data dan informasi yang digali dalam penelitian ini adalah semua informasi baik yang berupa kata-kata (dari hasil wawancara), maupun catatan lapangan (Moleong, 2006 : 112). Secara teoritik, sumber data penelitian ini terdiri dari dua kategori, yaitu :
1.     Sumber data primer, yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari informan dilapangan melalui wawancara mendalam dan observasi partisipasi; dan
2.    Sumber data sekunder, yaitu sumber data yang diperoleh secara tidak langsung dari informan dilapangan (unsur non manusia), seprti dokumen dan sejenisnya.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sekaligus diarahkan untuk mengecek keabsahan data, yakni melalui triangulasi sumber dan pengumpulan data. Triangulasi sumber dilakukan dengan mencari informasi, data dan fakta dari banyak sumber, mulai dari pihak yang terkait langsung dengan penglolaan perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX, Kepala Sekolah dan lainnya termasuk data dan informasi dari dokumen-dokumen. Pada triangulasi metode pengumpulan dan peneliti menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Diharapkan dengan saling silang dalam bentuk cross chek data informasidan berbagai sumber dan menggunakan variasi teknik dalam pengumpulan data tersebut akan menghasilkan informasi yang akurat dan valid.
Setelah data diperoleh, maka penelitian ini diarahkan pada proses analisis data yang sebagaimana dikemukakan oleh Moleong (2006 : 280) dengan merujuk pada Patton bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan suatu uraian dasar. Sejalan dengan rangkaian proses tersebut, disini disajikan tiga tahap utama dalam penelitian di SDN XXX Kabupaten XXX, yaitu :
1.             Tahap pra-lapangan atau tahap penelitian pra-lapangan.
Aktivitas yang dilakukan adalah merancang proposal penelitian, memilih lapangan penelitian, berkaitan dengan tema yang diambil oleh peneliti yaitu tentang “PERAN PERPUSTAKAAN SDN XXX KABUPATEN XXX DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR” mengurus perijinan, perijinan penelitian dimulai dari mengurus surat ijin penelitian di pokjar, mengurus perijinan di SDN XXX Kabupaten XXX yang menjadi tempat penelitian, menjajaki dan menilai keadaan lapangan, kegiatan ini dilakukan oleh peneliti pada saat memilih lapangan penelitian dan akan dilaksanakan pada saat peneliti memasuki lapangan penelitian, memilih dan memanfaatkan informan peneliti, pemilihan informan penelitian, menyiapkan kelengkapan penelitian, antara lain alat tulis, alat perekam, kamera, dan garis besar materi wawancara.
2.             Tahap penelitian lapangan.
Peneliti memfokuskan pada menggali data dan informasi melalui observasi, wawancara dan pengumpulan dokumen-dokumen tertulis.
3.             Tahap analisis dan intepretasi data.
Peneliti memfokuskan diri pada aktivitas analisis data sebagaimana yang digariskan oleh Miles dan Huberman (1992), yaitu :
a. Pengumpulan data.
b. Reduksi data.
c. Penarikan simpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa secara historis perpustakaan di SDN XXX Kabupaten XXX telah melaksanakan fungsinya sebagai media peningkatan  minat baca seluruh pengguna perpustakaan, khususnya siswa SDN XXX Kabupaten XXX.
Dari hasil hasil penelusuran dokumen, visi perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX adalah “Membangun generasi yang kaya ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas melalui budaya membaca”, sedangkan misinya adalah :
1. Memberikan layanan prima kepada pengunjung.
2. Menciptakan kondisi yang nyaman.
3. Memperbanyak koleksi perpustakaan.
4. Melakukan kerjasama dengan guru kelas terkait dengan program peningkatan minat baca siswa.
5. Melakukan sosialisasi tentang pentingnya membaca sejak dini.
6. Melakukan sosialisasi tentang pentingnya mading sekolah.
7. Membantu program budaya membaca dan pentingnya ilmu pengetahuan.
Syarat pendaftaran relatif standar sebagaimana peraturan perpustakaan sekolah lain, mulai dari mengisi formulir pendaftaran, foto terbaru, dan yang lainnya. Tata tertib perpustakaannya yaitu :
1. Setiap anggota perpustakaan wajib memiliki kartu anggota perpustakaan.
2. Wajib mengisi buku kunjungan perpustakaan.
3. Waktu peminjaman maksimal satu minggu.
4. Sanksi berupa denda keterlambatan pengembalian buku Rp. 1.000,- tiap buku.
5. Buku yang dapat dipinjamkan maksimal adalah dua buku.
6. Tidak diperkenankan makan atau minum dan menggangu ketertiban umum ketika di dalam perpustakaan.
Secara umum sistem layanan yang digunakan perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX menggunakan sistem layanan terbuka untuk memudahkan siswa dan guru memilih buku yang sesuai dengan kebutuhan praktik pembelajaran, sedangkan untuk jenis layanan yang digunakan di perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX yaitu menggunakan pelayanan sirkulasi (Suwarno, 2007; Sumardji, 1992). Berikut dibawah ini dideskripsikan berapa proses pengelolaan dalam perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX.
Pada proses perencanaan pengelolaan perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX. Semua program direncanakan pada rapat yang diselenggarakan oleh sekolah. Rapat tersebut menentukan rencana pengelolaan rutin (perawatan, inventarisasi dan pelayanan) dan pengembangan perpustakaan selama satu tahun, terutama pengembangan koleksi dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa-siswinya berupa bahan pustaka. Pada pengelolaan rutin, pustakawan melakukan inventarisasi setiap satu bulan sekali untuk melihat jumlah buku yang dimiliki perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX. Jumlah koleksi yang dimiliki sampai ketika diambil data untuk keperluan penelitian ini sejumlah 4000 eksemplar buku. Selanjutnya dalam aktivitas katalogisasi yang dilakukan pustakawan relatif seperti yang dilakukan pada perpustakaan lain pada umumnya, terutama perpustakaan sekolah (Sinaga, 2007), tapi khusus untuk sekolah ini dalam upaya mempermudah pelayanan untuk buku bacaan menggunakan katalog pengarang, sedangkan katalog judul buku untuk buku pelajaran. Hal tersebut dilakukan agar memudahkan siswa dan guru dalam meminjam buku yang ada di perpustakaan, karena buku panduan dan pegangan siswa dalam pembelajaran memang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu buku bacaan umum dan buku pelajaran.
Selama ini perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX melakukan pengadaan bahan pustaka satu sampai dua kali dalam satu tahun. Alokasi dana untuk pengadaan tersebut diambil dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan anggaran lain yang memang telah dialokasikan untuk membeli buku pelajaran atau buku refrensi yang dibutuhkan. Selain itu, pihak sekolah juga bekerjasama dengan pihak penerbit untuk memenuhi bahan pustaka yang dibutuhkan oleh siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
Selanjutnya, pada pengembangan sumber daya manusia di perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX dilihat dari staf atau petugas yang tanggung jawab utamnaya adalah mengelola perpustakaan tersebut. Dalam hal ini di perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX dalam pengelolaan sehari-hari dilakukan oleh satu atau lebih staf/karyawan disekolah tersebut yang diberi tugas untuk mengelola perpustakaan (Sinaga, 2007).
Pihak yang berwenang dalam pengangkatan petugas perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX adalah Kepala Sekolah, tetapi atas usulan Komite Sekolah yang dirapatkan oleh dewan guru. Kualifikasi yang dibutuhkan untuk menempati posisi sebagai pustakawan SDN XXX Kabupaten XXX adalah Diploma dua jurusan perpustakaan yang memiliki pengetahuan dan kemampuan serta tanggung jawab untuk mengelola perpustakaan dan menjalankan tugasnya dengan baik (Soeatminah, 1992).
Pada proses pemanfaatan, sebagaimana dituturkan oleh Kepala Sekolah SDN XXX Kabupaten XXX, bahwa peran guru sangat penting dalam mensosialisasikan keberadaan dan perlunya memanfaatkan perpustakaan di sekolah tersebut dalam upaya menunjang praktik pembelajaran siswa-siswinya (Sinaga, 2007). Sosialisasi tersebut didahului dengan memberikan pemahaman dasar kepada para guru melalui dewan guru bahwa perpustakaan dan koleksi didalamnya sangat penting untuk menunjang dan memfasilitasi praktik pembelajaran. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan memberikan tugas dan menyarankan pada siswa-siswinya apabila menemui kesulitan dalam mengerjakan tugas untuk pergi ke perpustakaan untuk mencari referensi dalam mengerjakan tugas dari guru tersebut.
Berdasarkan pada observasi dan wawancara terhadap beberapa informan penelitian ini, pemanfaatan perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX dapat dikatakan cukup baik. Hal tersebut terlihat dari keaktifan siswa-siswinya pada saat jam istirahat mengunjungi perpustakaan untuk meminjam buku, mencari jawaban dari tugas yang diberikan oleh guru, ataupun hanya sekedar membaca saja didalam ruangan perpustakaan. Peran guru SDN XXX Kabupaten XXX juga berpengaruh dalam pemanfaatan perpustakaan sekolah, karena dengan strategi guru memberikan saran kepada siswa untuk mencari referensi atas tugas di perpustakaan dalam menyelesaikan tugas, pada hakikatnya telah membangun sisi kemandirian siswa-siswi dalam belajar dan mengerjakan tugasnya. Selain itu, secara umum keberadaan perpustakaan sekolah memang dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi siswa-siswi maupun guru di SDN XXX Kabupaten XXX. Walaupun begitu bukan berarti  tanpa kendala, dari beberapa hasil wawancara dengan para guru, mereka menyatakan bahwa pemanfaatan perpustakaan tersebut mereka sendiri belum dapat memanfaatkan koleksi buku di perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX.

KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil penelitian dan analisis pada pembahasan di depan, disini akan dirumuskan 3 simpulan utama yang menjawab pertanyaan penelitian ini.
1.        Pada pengelolaan relatif tidak banyak berbeda dibandingkan dengan konsep praktik pengelolaan perpustakaan lainnya. Hal yang membedakan tentu saja karena ini dalam konteks Sekolah Dasar Negeri (SDN), maka alokasi dana diambil dari BOS dan digunakan untuk operasional rutin dan pengembangan koleksi dan layanan. Pengelolaan perpustakaan oleh 1 orang pustakawan atau lebih pada dasarnya memang disesuaikan dengan konteks dan kemampuan sekolah yang memang lingkupnya belum terlalu luas (masih level/jenjang SD), selain itu konteks SD juga berpengaruh terhadap kategori koleksi menjadi dua, yaitu buku pelajaran dan non pelajaran. Sistem layanan sirkulasi terbuka yang memudahkan siswa-siswi menelusuri dan membaca buku-buku juga didasarkan konteks SD dimana anak-anak diberi tugas mencari referensi koleksi perpustakaan untuk memenuhi tugas pembelajaran mereka.
2.       Pada pengelolaan sumber daya manusia, strategi dan uapaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX pada para siswa-siswi dan gurunya difokuskan pada mengikuti pustakawan pada beberapa pelatihan yang berkaitan dengan pengelolaan perpustakaan sekolah, terutama yang diselenggrakan oleh Dinas Pendidikan setempat. Disisi lain, secara internal, pihak sekolah juga memberikan suntikan dan dorongan moral serta motivasi bagi petugas pustakawan dan beberapa pihak yang membantu teknis operasional layanan perpustakaan untuk selalu dapat memberikan layanan yang baik pada para siswa-siswi dan guru di sekolah tersebut.
3.         Pada pemanfaatan koleksi perpustakaan, dapat dikatakan bahwa secara umum koleksi perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX sudah cukup baik. Strategi utama yang dilakukan oleh guru dengan meminta anak didiknya untuk mencari informasi dan pengetahuan dari koleksi perpustakaan cukup dapat memacu langkah bagi siswa-siswi untuk berkunjung, membaca dan meminjam beberapa buku koleksi di perpustakaan sekolah. Hanya saja, di sisi guru sendiri ternyata juga terdapat pengakuan bahwa mereka belum dapat memanfaatkan secara maksimal koleksi-koleksi buku bacaan, pelajaran dan lainnya dari koleksi perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX.

SARAN
Beberapa saran dan rekomendai dapat peneliti berikan berdasarkan pada skesimpulan di atas. Sebagai bahan pertiumbangan hendaknya pihak Kepala Sekolah dapat lebih memperhatikan perencanaan pengelolaan perpustakaan yang merupakan salah satu sumber belajar yang digunakan oleh siswa maupun guru dalam kegiatan pembelajaran. Terutama dalam hal pengadaan bahan pustaka, yaitu dengan menambah koleksi bahan pustaka seperti buku penunjang Kurikulum 2013 yang belum tersedia di perpustakaan. Selanjutnya juga diharapkan pihak sekolah lebih meningkatkan pembinaan kinerja dan pembinaan moral kerja pustakawan serta mengusahakan penambahan staf dalam mengelola perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX agar lebih baik lagi dengan adanya petugas lain. Berkaitan dengan pemanfaatan koleksi perpustakaan sekolah, diharapkan para guru di SDN XXX Kabupaten XXX untuk dapat lebih memaksimalkan pemanfaatan bahan pustaka yang ada di perpustakaan guna menunjang kegiatan belajar mengajar (KBM), karena peran guru juga penting dalam meningkatkan pemanfaatan adanya perpustakaan disekolah tersebut. Strategi yang dapat dilakukan misalnya adalah dengan menambah koleksi pegangan untuk guru atau memenuhi koleksi buku dan bacaan yang dibutuhkan oleh guru.

DAFTAR PUSTAKA
Mallinger, Stephen M. (2003). Librarianship : Where We are Where We Seen to Be Going.
Martoatmojo, Karmidi. (2009). Materi pokok pelayanan bahan pustaka PUST 2135 / 2 sks. Jakarta : Universitas Terbuka.
Milles, M.B & Huberman, A.M. (1992). Analisis data kualitatif : Buku sumber tentang metode-metode baru. Jakarta : UI Press.
Moleong, L.J. (2006). Metode penelitia kualitatif. Bandung : PT. Rosdakarya.
Nazir, M. (2005). Metode penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.
Sarwono, J. (2006). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta : Graha ilmu.
Sinaga, D. (2007). Mengelola perpustakaan sekolah. Jakarta : Kiblat buku utama.
Soeatmminah. (1992). Perpustakan, kepustakawanan dan pustakawan. Yogyakarta : Kanisius.
Sumardji, P.(1992). Pelayanan referensi di perpustakaan. Yogyakarta : Kanisius.
Suwarno, W. (2007). Dasar-dasar ilmu perpustakaan dan sebuah pendekatan praktis. Yogyakarta : Ar-ruzz media.
Purwono. (2014). Materi pokok profesi pustakawan PUST 4207 / 3 sks. Tanggerang selatan : Universitas Terbuka.

5 komentar:

  1. Mas, njenengan punya ebook mallinger? Atau mallinger mendefinisikan perpustakaan seperti itu di hlm brp ya mas

    BalasHapus
  2. mohon maaf mba.. sudah lama gak ada..

    BalasHapus
  3. Mz ada contoh lain,cara mmbuat karil tentang perpustakaan SD
    Pnya njngn bagus banget isinya

    BalasHapus