PERAN
PERPUSTAKAAN SDN XXX KABUPATEN XXX
DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
KAKANDA
XXX@gmail.com
000XXX000
S1
ILMU PERPUSTAKAAN
ABSTRAK
Penelitian
ini fokus pada proses perencanaan pengelolaan, pengembangan sumber daya
manusia, dan pemanfaatan menggunakan pendekatan penelitian
deskriptif-kualitatif. Hasilnya adalah : (1) sekolah relatif sudah memiliki
perencanaan pengelolaan yang baik dan standar sebagaimana perpustakaan sekolah
pada umumnya dikelola, yaitu mengambil
dana pengelolaan dari BOS, melengkapi koleksi perpuatakaan yang
dibutuhkan siswa-siswi dan para guru; (2) mengirimkan pustakawan untuk mengikuti
pelatihan perpustakaan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan setempat
serta memotivasi pelatihan perpustakaan untuk meningkatkan kinerja layanan
selalu; (3) menggagas metode yang tepat agar siswa-siswi terdorong untuk pergi
ke perpustakaan dan memanfaatkan koleksinya dalam memfasilitasi praktik
pembelajaran mereka. Walaupun begitu, disisi lain sebenarnya guru ternyata
belum memanfaatkan keberadaan koleksi perpustakaan sekolah tersebut secara
penuh karena beberapa alasan. Hal itulah yang menjadi dasar bagi perlunya pihak
kepala sekolah, para guru, staf/karyawan dan komite sekolah untuk selalu
mencari strategi yang baik dan tepat dalam meningkatkan layanan dan
mengembangkan perpustakaan sekolah tersebut.
Kata
kunci : Perpustakaan, SDN XXX, KBM
PENDAHULUAN
Pustakawan merupakan komponen yang
sangat penting dalam mencapai keberhasilan layanan perpustakaan, oleh karena
itu staf perpustakaan (pustakawan) harus memadai dari segi jumlah dan mutu
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan dan program yang dikembangkan di perpustakaan
sekolah. Pustakawan perpustakaan sekolah idealnya lulusan perguruan tinggi (D2)
Ilmu Perpustakaan. Disamping itu, ada kalanya perpustakaan sekolah
merekrut Diploma dua berbagai bidang ilmu sebagai pakar subjek untuk
ditempatkan pada bidang layanan rujukan, pengolahan, teknologi informasi, atau
bidang lain.
Ada berbagai pengertian perpustakaan yang telah dibicarakan dalam
berbagai sumber, namun secara umum perpustakaan dapat didefinisikan sebagai
suatu institusi yang didalamnya tercakup unsur koleksi (informasi), bukan lagi
sebuah gedung melainkan sebuah sumber pengetahuan (Mallinger, 2003). Untuk
memahami perpustakaan secara menyeluruh bukan saja hanya dilihat dari gedung
atau fisik tempat menyimpan buku semata, tetapi harus dipahami sebagai sebuah
sistem secara utuh yang di dalamnya terdapat unsur tempat (institusi), koleksi
yang disusun berdasarkan sistem tertentu pengelola dan pemakai (Purwono, 2014).
Salah satu elemen penting dalam strategi pendidikan dan
pembelajaran disekolah yang sering dilupakan oleh para pemangku dan pengelola
sekolah adalah perpustakaan. Sudah menjadi rahasia umum bahwa masih banyak
sekolah yang menganggap perpustakaan bukan elemen prioritas bagi proses
pembelajaran dan pendidikan di sekolah. Individu dan institusi didalamnya harus
mampu membuat strategi jitu guna menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi
dalam rangka pembentukan karakter dan keberhasilan dalam pencerdasan kehidupan
bangsa.
Pendidikan Dasar dan Menengah adalah merupakan elemen penting bagi
pembentukan karakter dan keberhasilan generasi muda pembangunan bangsa dimasa
yang akan datang. Pendidikan dan pembelajaran di level ini akan sangat
menentukan bagaimana kedepan seseorang mampu berperan dan mempunyai daya saing
dalam pembangunan bangsa dan negara. Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah adalah
tempat dimana tanggungjawab penting ini disandarkan.
Perpustakaan didirikan dengan berbagai tujuan. Diantara tujuan
tersebut adalah agar perpustakaan mampu menjelma sebagai lembaga yang mampu
membina minat baca masyarakat serta memenuhi kebutuhan informasi penggunanya.
Untuk dapat melakukan pembinaan minat baca masyarakat dan mampu memenuhi
kebutuhan informasi pengguna sangat tergantung dari eksistensi koleksi yang
dimiliki oleh perpustakaan. Hal ini juga menunjukkan bagaimana perpustakaan
seharusnya berperan sebagai elemen penting dalam keberhasilan proses pendidikan
dan pembelajaran di sekolah.
Tujuan dan fungsi perpustakaan sekolah harus dapat menjadi bagian
integral dalam proses pengembangan pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan
disekolah.
Adapun tujuan
dan fungsi perpustakaan sekolah tersebut antara lain :
1. Pusat kegiatan belajar mengajar yang terintegrasi dengan kurikulum
disekolah.
2. Pusat penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa membangun
kreatifitas, bakat dan imajinasinya.
3. Pusat kegiatan rekreatif (hiburan) dan pusat peningkatan minat
baca.
4. Pusat belajar mandiri dan meningkatkan kemampuan literasi informasi
bagi siswa (Martoatmojo, Karmidi. 2009).
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Beberapa asumsi paradigmatik
yang mendasari penelitian ini antara lain :
1. Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji suatu atau konsep,
tetapi lebih bersifat memaparkan kondisi nyata yang terjadi berkaitan dengan
pengelolaan Perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX, sehingga pola pikir yang
digunakan adalah bersifat induktif, yaitu pencarian data bukan dimaksudkan
untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan sebelum penelitian
dilaksanakan.
2. Sesuai dengan karakteristik perumusan masalah dan tujuan
penelitian, maka cara memperoleh data untuk kepentingan tersebut, peneliti
sebagai instrumen dan sebagai pengumpul data turun ke objek penelitian dan
peneliti melakukan aktivitasnya. Hal tersebut merupakan salah satu ciri atau
karakteristik penelitian kualitatif (Nazir, 2005; Sarwono, 2006). Pendekatan
ini dipilih karena peneliti ingin menggambarkan atau mendeskripsikan secara
sistematis, faktual dan akurat secara mendetail dan intensif mengenai
pengelolaan perpustakaan sekolah yang meliputi aspek pengadaan bahan pustaka
sampai dengan struktur organisasi di SDN XXX Kabupaten XXX. Disisi lain,
dilihat dari segi masalah yang diteliti, penelitian ini menggunakan metode
studi kasus.
Dalam
penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain
merupakan alat pengumpul data utama (Moleong, 2006 : 9). Hal itu karena jika
memanfaatkan alat yang bukan manusia atau mempersiapkannya terlebih dahulu
sebagai yang lazim digunakan dalam penelitian kuantitatif-positivistik, maka
sangat tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan
yang ada dilapangan. Dalam upaya membantu peneliti dalam mengumpulkan data-data
di lapangan, dalam penelitian ini disusun kisi-kisi penelitian dengan tiga alat
bantu yaitu :
1. Wawancara
2. Observasi
3. Catatan lapangan
Lebih lanjut,
data dan informasi yang digali dalam penelitian ini adalah semua informasi baik
yang berupa kata-kata (dari hasil wawancara), maupun catatan lapangan (Moleong,
2006 : 112). Secara teoritik, sumber data penelitian ini terdiri dari dua
kategori, yaitu :
1. Sumber data primer, yaitu sumber data yang diperoleh secara
langsung dari informan dilapangan melalui wawancara mendalam dan observasi
partisipasi; dan
2. Sumber data sekunder, yaitu sumber data yang diperoleh secara tidak
langsung dari informan dilapangan (unsur non manusia), seprti dokumen dan
sejenisnya.
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini sekaligus diarahkan untuk mengecek keabsahan
data, yakni melalui triangulasi sumber dan pengumpulan data. Triangulasi sumber
dilakukan dengan mencari informasi, data dan fakta dari banyak sumber, mulai
dari pihak yang terkait langsung dengan penglolaan perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX, Kepala Sekolah dan lainnya termasuk data dan informasi dari
dokumen-dokumen. Pada triangulasi metode pengumpulan dan peneliti menggunakan
wawancara, observasi dan dokumentasi. Diharapkan dengan saling silang dalam
bentuk cross chek data informasidan berbagai sumber dan menggunakan variasi
teknik dalam pengumpulan data tersebut akan menghasilkan informasi yang akurat
dan valid.
Setelah data diperoleh, maka penelitian
ini diarahkan pada proses analisis data yang sebagaimana dikemukakan oleh
Moleong (2006 : 280) dengan merujuk pada Patton bahwa analisis data adalah
proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori,
dan suatu uraian dasar. Sejalan dengan rangkaian proses tersebut, disini disajikan
tiga tahap utama dalam penelitian di SDN XXX Kabupaten XXX, yaitu :
1.
Tahap pra-lapangan atau tahap penelitian pra-lapangan.
Aktivitas yang dilakukan adalah
merancang proposal penelitian, memilih lapangan penelitian, berkaitan dengan
tema yang diambil oleh peneliti yaitu tentang “PERAN PERPUSTAKAAN SDN XXX KABUPATEN XXX DALAM
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR” mengurus perijinan, perijinan penelitian
dimulai dari mengurus surat ijin penelitian di pokjar, mengurus perijinan di
SDN XXX Kabupaten XXX yang menjadi tempat penelitian, menjajaki dan
menilai keadaan lapangan, kegiatan ini dilakukan oleh peneliti pada saat
memilih lapangan penelitian dan akan dilaksanakan pada saat peneliti memasuki
lapangan penelitian, memilih dan memanfaatkan informan peneliti, pemilihan
informan penelitian, menyiapkan kelengkapan penelitian, antara lain alat tulis,
alat perekam, kamera, dan garis besar materi wawancara.
2.
Tahap penelitian lapangan.
Peneliti memfokuskan pada menggali
data dan informasi melalui observasi, wawancara dan pengumpulan dokumen-dokumen
tertulis.
3.
Tahap analisis dan intepretasi data.
Peneliti memfokuskan diri pada
aktivitas analisis data sebagaimana yang digariskan oleh Miles dan Huberman
(1992), yaitu :
a. Pengumpulan data.
b. Reduksi data.
c. Penarikan simpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, dapat dilihat
bahwa secara historis perpustakaan di SDN XXX Kabupaten XXX telah
melaksanakan fungsinya sebagai media peningkatan minat baca seluruh pengguna perpustakaan,
khususnya siswa SDN XXX Kabupaten XXX.
Dari hasil hasil penelusuran dokumen, visi perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX adalah “Membangun generasi yang kaya ilmu pengetahuan dan
wawasan yang luas melalui budaya membaca”, sedangkan misinya adalah :
1. Memberikan layanan prima kepada pengunjung.
2. Menciptakan kondisi yang nyaman.
3. Memperbanyak koleksi perpustakaan.
4. Melakukan kerjasama dengan guru kelas terkait dengan program
peningkatan minat baca siswa.
5. Melakukan sosialisasi tentang pentingnya membaca sejak dini.
6. Melakukan sosialisasi tentang pentingnya mading sekolah.
7. Membantu program budaya membaca dan pentingnya ilmu pengetahuan.
Syarat
pendaftaran relatif standar sebagaimana peraturan perpustakaan sekolah lain,
mulai dari mengisi formulir pendaftaran, foto terbaru, dan yang lainnya. Tata
tertib perpustakaannya yaitu :
1. Setiap anggota perpustakaan wajib memiliki kartu anggota
perpustakaan.
2. Wajib mengisi buku kunjungan perpustakaan.
3. Waktu peminjaman maksimal satu minggu.
4. Sanksi berupa denda keterlambatan pengembalian buku Rp. 1.000,-
tiap buku.
5. Buku yang dapat dipinjamkan maksimal adalah dua buku.
6. Tidak diperkenankan makan atau minum dan menggangu ketertiban umum
ketika di dalam perpustakaan.
Secara umum sistem
layanan yang digunakan perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX menggunakan
sistem layanan terbuka untuk memudahkan siswa dan guru memilih buku yang sesuai
dengan kebutuhan praktik pembelajaran, sedangkan untuk jenis layanan yang
digunakan di perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX yaitu menggunakan
pelayanan sirkulasi (Suwarno, 2007; Sumardji, 1992). Berikut dibawah ini
dideskripsikan berapa proses pengelolaan dalam perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX.
Pada proses
perencanaan pengelolaan perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX. Semua
program direncanakan pada rapat yang diselenggarakan oleh sekolah. Rapat
tersebut menentukan rencana pengelolaan rutin (perawatan, inventarisasi dan
pelayanan) dan pengembangan perpustakaan selama satu tahun, terutama
pengembangan koleksi dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa-siswinya berupa
bahan pustaka. Pada pengelolaan rutin, pustakawan melakukan inventarisasi
setiap satu bulan sekali untuk melihat jumlah buku yang dimiliki perpustakaan
SDN XXX Kabupaten XXX. Jumlah koleksi yang dimiliki sampai ketika
diambil data untuk keperluan penelitian ini sejumlah 4000 eksemplar buku.
Selanjutnya dalam aktivitas katalogisasi yang dilakukan pustakawan relatif
seperti yang dilakukan pada perpustakaan lain pada umumnya, terutama
perpustakaan sekolah (Sinaga, 2007), tapi khusus untuk sekolah ini dalam upaya
mempermudah pelayanan untuk buku bacaan menggunakan katalog pengarang,
sedangkan katalog judul buku untuk buku pelajaran. Hal tersebut dilakukan agar
memudahkan siswa dan guru dalam meminjam buku yang ada di perpustakaan, karena
buku panduan dan pegangan siswa dalam pembelajaran memang dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu buku bacaan umum dan buku pelajaran.
Selama ini
perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX melakukan pengadaan bahan pustaka
satu sampai dua kali dalam satu tahun. Alokasi dana untuk pengadaan tersebut
diambil dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan anggaran lain yang
memang telah dialokasikan untuk membeli buku pelajaran atau buku refrensi yang
dibutuhkan. Selain itu, pihak sekolah juga bekerjasama dengan pihak penerbit
untuk memenuhi bahan pustaka yang dibutuhkan oleh siswa dan guru dalam proses
pembelajaran.
Selanjutnya,
pada pengembangan sumber daya manusia di perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX dilihat dari staf atau petugas yang tanggung jawab utamnaya adalah
mengelola perpustakaan tersebut. Dalam hal ini di perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX dalam pengelolaan sehari-hari dilakukan oleh satu atau lebih
staf/karyawan disekolah tersebut yang diberi tugas untuk mengelola perpustakaan
(Sinaga, 2007).
Pihak yang
berwenang dalam pengangkatan petugas perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX adalah Kepala Sekolah, tetapi atas usulan Komite Sekolah yang dirapatkan oleh
dewan guru. Kualifikasi yang dibutuhkan untuk menempati posisi sebagai
pustakawan SDN XXX Kabupaten XXX adalah Diploma dua jurusan perpustakaan
yang memiliki pengetahuan dan kemampuan serta tanggung jawab untuk mengelola
perpustakaan dan menjalankan tugasnya dengan baik (Soeatminah, 1992).
Pada proses
pemanfaatan, sebagaimana dituturkan oleh Kepala Sekolah SDN XXX Kabupaten XXX, bahwa peran guru sangat penting dalam mensosialisasikan keberadaan dan
perlunya memanfaatkan perpustakaan di sekolah tersebut dalam upaya menunjang
praktik pembelajaran siswa-siswinya (Sinaga, 2007). Sosialisasi tersebut
didahului dengan memberikan pemahaman dasar kepada para guru melalui dewan guru
bahwa perpustakaan dan koleksi didalamnya sangat penting untuk menunjang dan
memfasilitasi praktik pembelajaran. Salah satu cara yang digunakan adalah
dengan memberikan tugas dan menyarankan pada siswa-siswinya apabila menemui
kesulitan dalam mengerjakan tugas untuk pergi ke perpustakaan untuk mencari referensi
dalam mengerjakan tugas dari guru tersebut.
Berdasarkan
pada observasi dan wawancara terhadap beberapa informan penelitian ini,
pemanfaatan perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX dapat dikatakan cukup
baik. Hal tersebut terlihat dari keaktifan siswa-siswinya pada saat jam
istirahat mengunjungi perpustakaan untuk meminjam buku, mencari jawaban dari
tugas yang diberikan oleh guru, ataupun hanya sekedar membaca saja didalam
ruangan perpustakaan. Peran guru SDN XXX Kabupaten XXX juga berpengaruh
dalam pemanfaatan perpustakaan sekolah, karena dengan strategi guru memberikan
saran kepada siswa untuk mencari referensi atas tugas di perpustakaan dalam
menyelesaikan tugas, pada hakikatnya telah membangun sisi kemandirian
siswa-siswi dalam belajar dan mengerjakan tugasnya. Selain itu, secara umum
keberadaan perpustakaan sekolah memang dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi siswa-siswi maupun guru di SDN XXX Kabupaten XXX. Walaupun begitu
bukan berarti tanpa kendala, dari
beberapa hasil wawancara dengan para guru, mereka menyatakan bahwa pemanfaatan
perpustakaan tersebut mereka sendiri belum dapat memanfaatkan koleksi buku di
perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX.
KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil penelitian dan analisis pada pembahasan di
depan, disini akan dirumuskan 3 simpulan utama yang menjawab pertanyaan
penelitian ini.
1. Pada pengelolaan relatif tidak banyak berbeda dibandingkan dengan
konsep praktik pengelolaan perpustakaan lainnya. Hal yang membedakan tentu saja
karena ini dalam konteks Sekolah Dasar Negeri (SDN), maka alokasi dana diambil
dari BOS dan digunakan untuk operasional rutin dan pengembangan koleksi dan
layanan. Pengelolaan perpustakaan oleh 1 orang pustakawan atau lebih pada
dasarnya memang disesuaikan dengan konteks dan kemampuan sekolah yang memang
lingkupnya belum terlalu luas (masih level/jenjang SD), selain itu konteks SD
juga berpengaruh terhadap kategori koleksi menjadi dua, yaitu buku pelajaran
dan non pelajaran. Sistem layanan sirkulasi terbuka yang memudahkan siswa-siswi
menelusuri dan membaca buku-buku juga didasarkan konteks SD dimana anak-anak
diberi tugas mencari referensi koleksi perpustakaan untuk memenuhi tugas
pembelajaran mereka.
2. Pada pengelolaan sumber daya manusia, strategi dan uapaya yang dilakukan
untuk meningkatkan kualitas layanan perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX pada para siswa-siswi dan gurunya difokuskan pada mengikuti pustakawan pada
beberapa pelatihan yang berkaitan dengan pengelolaan perpustakaan sekolah,
terutama yang diselenggrakan oleh Dinas Pendidikan setempat. Disisi lain,
secara internal, pihak sekolah juga memberikan suntikan dan dorongan moral
serta motivasi bagi petugas pustakawan dan beberapa pihak yang membantu teknis
operasional layanan perpustakaan untuk selalu dapat memberikan layanan yang
baik pada para siswa-siswi dan guru di sekolah tersebut.
3. Pada pemanfaatan koleksi perpustakaan, dapat dikatakan bahwa secara
umum koleksi perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX sudah cukup baik.
Strategi utama yang dilakukan oleh guru dengan meminta anak didiknya untuk
mencari informasi dan pengetahuan dari koleksi perpustakaan cukup dapat memacu
langkah bagi siswa-siswi untuk berkunjung, membaca dan meminjam beberapa buku
koleksi di perpustakaan sekolah. Hanya saja, di sisi guru sendiri ternyata juga
terdapat pengakuan bahwa mereka belum dapat memanfaatkan secara maksimal
koleksi-koleksi buku bacaan, pelajaran dan lainnya dari koleksi perpustakaan
SDN XXX Kabupaten XXX.
SARAN
Beberapa saran dan rekomendai dapat peneliti berikan berdasarkan
pada skesimpulan di atas. Sebagai bahan pertiumbangan hendaknya pihak Kepala
Sekolah dapat lebih memperhatikan perencanaan pengelolaan perpustakaan yang
merupakan salah satu sumber belajar yang digunakan oleh siswa maupun guru dalam
kegiatan pembelajaran. Terutama dalam hal pengadaan bahan pustaka, yaitu dengan
menambah koleksi bahan pustaka seperti buku penunjang Kurikulum 2013 yang belum
tersedia di perpustakaan. Selanjutnya juga diharapkan pihak sekolah lebih
meningkatkan pembinaan kinerja dan pembinaan moral kerja pustakawan serta
mengusahakan penambahan staf dalam mengelola perpustakaan SDN XXX Kabupaten XXX agar lebih baik lagi dengan adanya petugas lain. Berkaitan dengan
pemanfaatan koleksi perpustakaan sekolah, diharapkan para guru di SDN XXX Kabupaten XXX untuk dapat lebih memaksimalkan pemanfaatan bahan pustaka yang
ada di perpustakaan guna menunjang kegiatan belajar mengajar (KBM), karena
peran guru juga penting dalam meningkatkan pemanfaatan adanya perpustakaan
disekolah tersebut. Strategi yang dapat dilakukan misalnya adalah dengan
menambah koleksi pegangan untuk guru atau memenuhi koleksi buku dan bacaan yang
dibutuhkan oleh guru.
DAFTAR PUSTAKA
Mallinger, Stephen M. (2003). Librarianship : Where We are Where
We Seen to Be Going.
Martoatmojo, Karmidi. (2009). Materi pokok pelayanan bahan
pustaka PUST 2135 / 2 sks. Jakarta : Universitas Terbuka.
Milles, M.B & Huberman, A.M. (1992). Analisis data
kualitatif : Buku sumber tentang metode-metode baru. Jakarta : UI Press.
Moleong, L.J. (2006). Metode penelitia kualitatif. Bandung :
PT. Rosdakarya.
Nazir, M. (2005). Metode penelitian. Bogor : Ghalia
Indonesia.
Sarwono, J. (2006). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Yogyakarta : Graha ilmu.
Sinaga, D. (2007). Mengelola perpustakaan sekolah. Jakarta :
Kiblat buku utama.
Soeatmminah. (1992). Perpustakan, kepustakawanan dan pustakawan.
Yogyakarta : Kanisius.
Sumardji, P.(1992). Pelayanan referensi di perpustakaan.
Yogyakarta : Kanisius.
Suwarno, W. (2007). Dasar-dasar ilmu perpustakaan dan sebuah
pendekatan praktis. Yogyakarta : Ar-ruzz media.
Purwono. (2014). Materi pokok profesi pustakawan PUST 4207 / 3
sks. Tanggerang selatan : Universitas Terbuka.
Mas, njenengan punya ebook mallinger? Atau mallinger mendefinisikan perpustakaan seperti itu di hlm brp ya mas
BalasHapusmohon maaf mba.. sudah lama gak ada..
BalasHapusBagus sekali isinya
BalasHapusMz ada contoh lain,cara mmbuat karil tentang perpustakaan SD
BalasHapusPnya njngn bagus banget isinya
terimakasih..
Hapus